Menyingkirkan Diriku!
Arrrrrrrrrrrrgggggghhhh... I'm not a wonder women!!!!!!
“Kamu itu nggak becus kerja! Apa yang kamu pikirkan... bla bla bla..."
"Bukunya kok jadinya kayak gini? Kenapa bukan Iik aja yang desain? Lalu tata letaknya bagaimana bisa kacau seperti ini?...."
"Yang datang ga sampai 2000 orang? Kamu yakin semua undangan,iklan dan siaran tv terpasang dengan baik?"
"Kita pecat saja dia, ... tahu gitu ticketting biar dihandle aja oleh Iik, simple dan pasti beres..."
Smua ucapan, tatapan mata complain. Begitu banyak kesalahan, kebocoran, ketidaksempurnaan, dan menuntut pertanggunggjawaban. Kesalahan demi kesalahan yang mutlak bukan karena aku, tiba-tiba tercampur begitu saja, memenuhi pikiranku dan membuat kepalaku berdenyut2 tak jelas.(Minggu, 1 November 2009)
***
“Kamu itu nggak becus kerja! Apa yang kamu pikirkan... bla bla bla..."
"Bukunya kok jadinya kayak gini? Kenapa bukan Iik aja yang desain? Lalu tata letaknya bagaimana bisa kacau seperti ini?...."
"Yang datang ga sampai 2000 orang? Kamu yakin semua undangan,iklan dan siaran tv terpasang dengan baik?"
"Kita pecat saja dia, ... tahu gitu ticketting biar dihandle aja oleh Iik, simple dan pasti beres..."
Smua ucapan, tatapan mata complain. Begitu banyak kesalahan, kebocoran, ketidaksempurnaan, dan menuntut pertanggunggjawaban. Kesalahan demi kesalahan yang mutlak bukan karena aku, tiba-tiba tercampur begitu saja, memenuhi pikiranku dan membuat kepalaku berdenyut2 tak jelas.(Minggu, 1 November 2009)
***
"Wahhhh... yang hebat di panitia ini memang sekretaris bapak, entah bagaimana dulu cara bapak bisa menemukannya. Saya kagum,.. dia bisa memimpin untuk mengerjakan segalanya dengan terorganisir rapi... mulai dari desain - desain, percetakan... surat... publikasi... sampai jadwal-jadwal meeting, dsb..." kata seorang pejabat pemerintah yang siang itu sedang makan siang ayam bakar bersama kami di Salatiga.
"Dia memang hebat. Tidak ada duanya..." jawab bosku
"Bagaimana bapak melatihnya?" tanya pejabat itu lagi dengan wajah heran
"Tidak ada. Saya hanya memberikan tugas yang harus 'bisa' dikerjakannya. Saya percaya dia akan bisa melakukannya. Dan ternyata memang dia bisa melakukannya, hanya untuk keputusan-keputusan darurat dan sangat penting saja dia memberitahu saya" jelas bosku panjang lebar
"Hallah bapak nggak usah begitu... saya masih punya kelemahan yang fatal, pelupa dan pemarah... iya kan?" jawabku untuk menyindirnya karena kekuranganku di matanya memang dalam dua hal ini.
"Ha ha ha.... bisa wae kamu..." sahut bosku sambil tertawa lebar dan tangannya menyikut tanganku
Itu sekelumit pembicaraanku dengan bos dan teman-temannya beberpa minggu lalu
***
Kehebatan dan kejatuhan, usaha manusa dan anugerah. Ah... di sela-sela kemarahan yang tak bisa terlampiaskan dan terkatakan hari ini, tiba-tiba pikiranku melayang mengajakku merenungkannya.
Oleh anugerah Tuhan, aku mempunyai ketekunan untuk belajar dari orang lain dan buku-buku lebih cepat.
Hasilnya? Aku menguasai banyak hal (beberapa motivator sok beken yang kebetulan bertemu mencemooh type orang sepertiku, tapi aku tidak peduli, yang penting lebih banyak job berarti lebih banyak dapet duit... hi hi hi...ketahuan hamba mamon banget ya
Kembali serius! ¨
Jam terbang tinggi, job order beraneka warna, bertemu berbagai jenis manusia, akhirnya membentukku menjadi seperti sekarang ini. Mampu bekerja di bawah tekanan, sanggup bekerja sendiri maupun dalam team, tangguh, cerdik atau lebih tepatnya licik he he he..., inovatif, kreatif, mampu ditempatkan dalam kondisi sesulit dan sedarurat apapun. hallahhhh... kayak mau bikin CV wae.
Sebenarnya ringkasannya cuma satu, "Saya percaya anda tidak akan pernah kecewa bekerja sama dengan saya" itu biasanya yang kuucapkan di awal 'deal' suatu kerjasama.
Itu juga dikarenakan bosku selalu memberikan jaminan kepada 'rekannya' dengan mengatakan, "Anda tidak akan pernah kecewa dengan anak ini, karena jaminannya adalah diri saya sendiri". Hmmmm... jenis pemaksaan terhalus untuk tuntutan kesungguhan dalam menangani job order yang kuterima.
Maka berkecimpunglah aku dalam acara-acara musda, munas, dialog, KKR, seminar, bahkan legislator dan kampanye partai (hi hi hebat apa kemaruk ya...). Mengurus ATK sekretariat, daftar tamu, acara, petugas-petugas, makanan, sampai meeting 'sok' rahasia... ha ha ha ha...
Bertemu artis rohani 'belagu', hamba Tuhan 'menjijikkan', politikus 'memuakkan' sampai pejabat pemerintah 'bertopeng tebal'.
Awalnya, aku risih, jengah, eneg, dengan hal seperti itu... tapi akhir-akhir ini ada perubahan aneh yang kurasakan yakni 'aku tak merasa apa-apa'. Semua kuanggap seperti 'job entertainment' saja, tanpa rasa,...
Apakah aku yang mulai 'terkontaminasi' mereka, atau aku memang sudah berubah 'menjadi sama' dengan mereka? Belagu? Memuakkan? Menjijikkan? Dan juga bertopeng tebal?
Entahlah...
***
Menjadi yang terbaik, handal, dan terpercaya di perusahaan, itu telah tercapai. Tetapi apakah itu cukup? Sejujurnya, aku mulai merasa 'aneh' dengan kehebatanku.
Dan aku mulai mencari jawabannya di satu-satunya 'tempat' yang kupercayai.
***
Apakah artinya kehebatan? Apakah artinya menjadi yang terbaik? Bagaimana itu di mata Tuhan? Kebaikan apa yang berkenan padaNya? Bagaimana pula kebaikan yang 'menjijikkan' di mataNya?
Kejadian 3:6, Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya... dan ...
Menyingkirkan banyak teori dan konsep kejatuhan manusia, aku melihatnya dari sudut pandangku sendiri. Kejatuhan manusia dimulai dari melihat sesuatu yang 'terlihat baik' oleh mata. Waduh... Pengertian tanpa pewahyuan dan takut akan Tuhan itu mematikan 'Ik. Demikan komentar seseorang ketika melihat aku yang getol belajar ilmu kepemimpinan dan ilmu 'manusia'.
He he he... bener juga kata Pengkotbah 12:12, ... membuat banyak buku tak akan ada akhirnya, dan banyak belajar melelahkan badan. weleh weleh...
Lanjut!
Kain. Aku yakin dia bukan orang ecek-ecek dan hanya 'semudah itu' melakukan kejahatan. Ada 'sesuatu' hal tersembunyi yang dikejarnya. Persembahannya kepada Tuhan hanya kamuflase untuk menutupi hasratnya yaitu 'terlihat hebat', berkenan di hadapan Tuhan dan manusia, sehingga dia menyingkirkan pesaingnya yaitu sang adik. Akibat kejahatan inimembuat dia harus disingkirkan dari hadapan Tuhan dan juga manusia (Kejadian 4:11-13).
Sekali lagi kehebatan manusia disingkirkan begitu saja oleh Tuhan.
Terus siapa lagi?
Ismael dan Ishak. Sekilas, apalagi jaman sekarang yang dilakukan Abraham itu 'biasa wae'. Istri mandul, dia sudah tua, yaaa... cari istri barulah yang bisa kasih anak. Tetapi disinilah kesalahannya. Ide manusia! Kehebatan manusia untuk mencari jalan keluar dan dengan sengaja 'mengabaikan janji Tuhan' jelas suatu kesalahan yang tidak dapat ditoleransi.
Hasilnya? ide dari 'kehebatan manusia' itulah yang disingkirkan oleh Tuhan. Supaya nyata bahwa keajaibanNya, kemahakuasaanNya mampu melewati apapun kemustahilan!!
Next...
Esau dan Yakub. Yang satu ini rumit. Esau memang memandang rendah hak kesulungannya, tetapi bukankah itu seperti yang difirmankan Tuhan bahkan sbelum mereka dilahirkan (Kejadian 25:23)?
Esau seorang 'laki-laki' sejati secara jasmaniah. Kuat, petualang, pemburu, apalagi yang bisa lebih hebat dari itu? Nah, disinilah 'point'nya!
Orang hebat, kuat, petualang, pemburu, selalu percaya pada dirinya sendiri. Dia tahu apa dia pilih, putuskan dan lakukan. Memang itu bagus bagi manusia. Tetapi hak kesulungan dan janji Tuhan, tidak berkaitan dengan kehebatan. Itu semata-mata anugerah. Dan, Esau memandangnya rendah. Menganggapnya tidak berarti, atau mungkin karena dia berpikir di akan bisa mendapatkannya sendiri dengan mudah, seperti yang biasa dia lakukan. Mazmur 147:10-11 Ia tidak suka kepada kegagahan kuda, Ia tidak senang kepada kaki laki-laki; TUHAN senang kepada orang-orang yang takut akan Dia, kepada orang-orang yang berharap akan kasih setia-Nya.
Dan, kehebatan kekuatan itu berakibat fatal! Apalagi kali ini dia menukarkan berkat hak kesulungan itu hanya dengan sepiring makanan. Karena Esau tidak akan pernah mendapatkannya kembali, meskipun dia mencarinya dengan mencucurkan air mata (Ibrani 14:17) Siapa lagi yang bisa kupelajari kisahnya?
Saul? Di puncak kehebatannya, dia menjadi terlalu berani dan mengambil langkah yang salah dengan mempersembahkan korban bakaran yang bukan menjadi tugasnya, mengambil hati rakyat dengan mengkompromikan kehendak Tuhan, dan... dia dengan segala kehebatannya disingkirkan.
Daud? Terjatuh waktu dia bangga pada kehebatannya. Waktu dia merasa 'oke' dengan tidak pergi bertempur disaat raja-raja biasa bertempur (2 Samuel 11:1-2).
Dan entah berapa banyak lagi orang yang kandas pada saat puncak kehebatannya.
MENGERIKAN!!!
Apakah aku hebat? Seberapa hebat?
Semangat menginjil? Semangat baca Firman Tuhan dan merenungkannya? Semangat melayani? Semangat berkotbah? Semangat menuntun orang kepada jalan yang benar? Membuka kedok 'nabi-nabi palsu'?
Itukah standar kehebatan? Tentu tidak!! Karena di atas langit masih ada langit... akan selalu ada pesaing bagi suatu 'kehebatan lahiriah' manusia.
Dan... aku terperangah, saat membaca Wahyu 2:1-6. Bukan kehebatan yang dicari Tuhan. Tetapi hati yang kembali pada kasih yang semula. Hati yang hanya tertuju kepadaNya, mata yang hanya melihat pada Kristus, pengharapan yang hanya terikat pada Bapa dan kasih karunianya.
Teringatlah aku pada satu ayat lain lagi,... Tetapi apa dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus Tuhanku, lebih mulia daripada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus...(Filipi 3:8)
***
Malam telah larut ketika aku masih memikirkan banyak hal tentang berbagai kesalahan dan koreksi. Sakit di kepalaku telah sedikit berkurang sakitnya, tetapi tulang-tulangku masih terasa kaku dan ngilu karena capek berat.
Seorang kakak tiba-tiba menelpon dan mempertanyakan jawaban smsku yang tak jelas, "Kenapa? Ada apa memangnya?"
Jika tak menyadari kalau hari telah malam, dan juga tidak banyak yang ia mengerti soal 'duniaku', mungkin aku telah bercerita sambil emosional.
"Banyak masalah di kerjaanku mas. Acaranya tidak berlangsung seperti yang diharapkan..."
"Tapi udah selesai kan? Ik, nggak semua harus terus berjalan mulus seperti yang kau rencanakan"
"Tapi...!"
"Sudahlah... tidur. Berdoa dulu biar hatimu tenang. Aku masih di proyek, belum pulang.."
Ahhh.. jawaban sederhana tapi di situ poinnya. Aku hidup di dunia pekerjaan yang ribut, gemerlap dan meriah, sedangkan kakakku di tengah tantangan alam dan kesunyian. Tetapi, tetap saja harus Tuhan yang jadi nomor 1 dimanapun kita berada.
Seperti alunan pelan lagu di speakerku yang seakan menyindirku itu
I'm coming back to heart of worship...
When it's all about you
all about You Jesus...
I'm sorry Lord for the things i've made it
When it's all about You
all about You...
Jesus..
Dan aku tersadar inilah 'kehebatan' sejati itu. Hati, iman, pandangan mata yang tertuju hanya pada KRISTUS, bukan hal -hal yang lain.
Kehebatanku itu sampah! Menjijikkan dan memuakkan. Kusingkirkan atau aku yang akan disingkirkan selamanya...
Janganlah orang bijaksana bermegah karen kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, tetapi siapa yang mau bermegah baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mngenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh semuanya itu kusukai, demikianlah Firman Tuhan(Yeremia 9:23-24).
0 comments:
Post a Comment
Post a Comment
Hi sahabat, tengkyu banget udah mau komentar... ayo semangat!!