Monday, June 15, 2009

Kehidupan Tak Bernyawa

“Aku traktir kamu makan siang ya. Tunggu jam 1an di kantor, nanti ku jemput disana,” kata Niko, salah satu simpatisan partai.

“Okayyyy... asikkkk,” sahutku senang. Tumben dia traktir makan.... ha ha ha...


***

Perutku sudah kukuruyukkk... waktu Niko muncul di depanku dengan senyum mengembang...


Walah.. tapi tak sesederhana yang kubayangkan. Dia ternyata salah satu cowok yang repot dalam memilih tempat makan.


Aku sebutkan satu persatu tempat yang enak, murah, tempat aku nongkrong.. Pecel ..., gado-gado..., segala macam penyet..., bakmi..., bakso... dari warung pinggir jalan, sampai dalam mall, ada saja alasan dan berkomentarnya... terlalu mahal, terlalu mewah, terlalu begini, terlalu begitu... wah reseeeeee.... Padahal biasanya teman-temanku sangat bersemangat kalau kusebutkan tempat-tempat tersebut.


Sampai-sampai aku katakan, “Kalau kamu keberatan bayarnya... nggak usah traktir deh... BS wae... alias bayar sendiri... aku dah ‘ngeleh’ parah nih!”


Dia cuma nyengir... Haiya... capeeee’ deh...


Akhirnya, kami malah jalan ke Tembalang, dan ‘cuma’ makan mie ayam bakso di dekat jembatan tol... cuma gara-gara dia pernah lihat warung itu masuk di siaran Kuliner Semarang. Tanpa basa basi seperti biasa... kusikat habis makanan di depanku... Dan Niko? Bicara terus... bicara terus.... tentang segala macam.


“Eh, aku suka lho sama acara yang kamu bikin kemaren, membuka wawasanku tentang Indonesia. Aku biasanya nggak pernah tahu sedetil itu... ternyata.. wah ternyata. Belum lagi yang info tentang plus minus masing masing pasangan Capres Cawapres itu. Komplit deh. Keren pembicaranya... begini begitu... begini begitu... Oya Ik, menurutmu... bla bla bla...”


Aku memang mengundangnya ke salah satu acara ‘orderan’ tentang Indonesia. Aku berharap rasa ingin tahu dan semangat kebangsaannya terpenuhi dengan datang ke acara tersebut. Tapi... hasilnya? Sekarang dia terus menerus bertanya... tentang pendapatku soal partai ini, partai itu.. calon ini... calon itu... kondisi bangsa... dan banyak lagi yang lain.. dengan sabar aku jawab semuanya... hingga akhirnya...


“Kamu tahu nggak point yang kusuka dari semuaaaaaaa yang dikatakan oleh pembicara itu?” tanyaku

“Apa?”


“Waktu dia bilang, pilih siapa saja asal mereka terus membuka kesempatan selebar-lebarnya bagi Injil diberitakan di bangsa kita! Itu point-nya bagiku Nick! Semua memiliki kekurangan dan kelebihan, semua mempunyai keistimewaan masing-masing. Tapi apakah kita akan tetap dibiarkan merdeka dalam memberitakan Injil Kristus? Tahukah kamu apa akibat dari acara kemarin?”


“Apa?” tanya Niko dengan muka bingung


“Ada 2 hal yang mungkin terjadi. Orang – orang Kristen atau lebih tepatnya para 'hamba Tuhan' itu menjadi semakin ketakutan pada berbagai macam kemungkinan yang bakalan terjadi, atau menjadi semakin terpacu semangatnya untuk bergantung penuh kepada Tuhan bagi kehidupan mereka, dan maju bergerak bagi Injil!!”


“Aku sama sekali tidak terpikir soal itu?”


“Itu jelas! Terlihat dari pembicaraan kita dari tadi. Kamu bicara terus soal ini dan itu... tapi kalau cuma kita berdua yang bicara-bicara soal beginian yang apa pengaruhnya bagi Indonesia? Aku udah masuk dan tersesat dalam politik Kristen beberapa tahun terakhir ini, dan telah terjawab bahwa politik Kristen bukan jawaban bagi Indonesia. Karena tanpa pribadi-pribadi yang benar-benar memiliki komitmen kuat pada kehidupan kekristenan maka mereka akan menjadi sama seperti yang lainnya! Mengejar kompromi-kompromi demi uang, jabatan atau sejenisnya. Oya... satu lagi yang aku ingat ... pembicara itu bilang.. sekarang saatnya berhenti berkutat pada sesat tidak sesat... doktrin ini doktrin itu... hahhhh memang memuakkan juga itu semua buatku!! Gereja-gereja ributtttt melulu.. soal ini itu yang nggak penting bagiku! Saatnya berpikir, bertindak, dan bergerak.. yang bisa memberikan efek besar bagi sekeliling kita. Apapun itu... entah sosial, doa, kuasa, mujizat, Injil atau apapun.. yang bisa menjadi terang... bersinar di sekeliling kita... yang membuktikan bahwa ada YESUS KRISTUS di dalam kita!!” kataku berapi-api


Kulihat Niko meminta tambahan lagi mie ayam 1 mangkok, padahal tadi sudah habis 1 mangkok bakso... alamakkk... laper apa doyan apa pelarian dari percakapan neh... pikirku


“Btw, biasanya apa yang kamu lakukan jika malam minggu seperti ini?” Tanyaku


“Paling-paling hang out sama teman teman, makan makan, dan bicara-bicara hal-hal yang tak bermutu... biasa aja lah...”


“Kamu tak pernah berkeinginan untuk memberitakan Injil?”


“Nggak! He he ,... nggak!!” jawabnya sambil nyengir


“Lalu, untuk apa hidupmu? Cari uang? Rajin ke gereja saja? Untuk apa semua pengetahuan, ilmu-ilmu alkitab, teologia, wawasan kebangsaan yang kamu dapatkan itu? Cuma buat menuhi otak? He he... kehidupanmu sungguh tak bernyawa!”


“Aku nggak seperti kamu yang penuh petualangan... kesana kemari... beritakan Injil!”


“Wait wait... bukankah seharusnya hidup kita memang seperti itu? Dan kamu tahu Nik? Di balik semua kesulitan, tantangan, senyuman, semangat yang ada di dalamku, di situlah letak ‘nyawaku’! Pemberitaan Injil itu sungguh petualangan yang luar biasa! Aku tak memiliki apapun di dunia ini selain itu! Injil inilah yang membuatku bernyawa Nik!! Membuatku bersemangat menjalani hidup! Membuatku.... arrrrggghhhhhhh... luar biasa.... ” sahutku sambil tertawa lebar dan 'sok berekspresi seperti pujangga... ha ha ha ha ha ..


“Kapan ya aku bisa seperti itu?” tanya Niko


“Kalau kamu tidak memulainya, maka itu juga tidak akan pernah terjadi! Udah deh cepetan makannya... anterin aku ke Simpang lima udah ditunggu neh sama teman-teman” Jawabku.


***

Singkat cerita, selama hampir 3 jam berikutnya aku ‘keliaran’ di simpang lima. Dari beli minum, cekikak cekikik, cengengas cengenges, ketawa ketiwi... sampe akhirnya waktu sudah menunjukkan pukul 21.00 WIB dan hujan deras telah berhenti. Aku bergegas pulang, melompati genangan-genangan air di sepanjang jalanan simpang lima, sampai akhirnya meloncat di angkutan yang akan mengantarku ke arah pulang.


Bau tidak sedap tercium dari jaket, kaos dan celana jeans bulukan yang kupakai, campuran antara bau makanan food court, knalpot, keringat, air hujan, dsb... hiiiyyyyy... sedapppp...


Di depanku duduk ‘mbak-mbak’ manis, rapi dan wangi, berbanding terbalik dengan penampilanku yang alamaaaak... kutebarkan senyumku yang masih saja tersisa di malam hari yang lembab dan dingin itu untuk sebuah kemungkinan ‘percakapan’... he he he...


Ha ha ha...inikah hidupku sehari ini? Mulai dari percakapan dengan Niko, lalu dengan beberapa orang yang lainnya lagi? Untuk apa kulakukan semua itu? Untuk menunjukkan aku orang Kristen yang baik dan bersemangat? Untuk menunjukkan aku seorang pemimpin komsel yang hebat? Untuk apa?? Sebuah penghargaan? Tepukan? Penghormatan? Atau apa? Ha ha ha... dan aku tersenyum sendiri... sambil menggeleng-gelengkan kepala.


Sampai rumah dan terkapar di tempat tidur, pikiranku masih menerawang jauh... memikirkan kehidupan yang kulalui hari itu... ahhhh hari yang luar biasa.. meski sepertinya ‘aku tidak mendapatkan apa-apa’ dan ‘tidak menghasilkan apa-apa’ tapi... ada rasa sukacita yang tak terucapkan. Hingga... satu sms masuk... Bastian besok minggu dibaptis! Dia sudah komitmen untuk mengikuti Tuhan dengan sungguh-sungguh...


Wawwwwww... hatiku terasa meledak! Aku masih ingat wajahnya, bahkan tangisnya waktu menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat (sedikit kesaksian tentangnya ada disini).


Ya... untuk inilah aku hidup! Pemberitaan Injil bagi kehidupan-kehidupan ‘tak bernyawa’!!! Dan aku hanya menjawab sms itu dengan, YES... AMEN!!!

1 comments:

eha June 16, 2009  

Berkawan dengan orang yang bersemangat tinggi menjunjung amanat agung benar-benar memberi pengaruh positif. Ayo, kita bisa!

Post a Comment

Hi sahabat, tengkyu banget udah mau komentar... ayo semangat!!

Radio Worship

  © Blogger templates ProBlogger Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP