Injil [yang telah menjadi] asing
“Perkenalkan nama saya Iik, saya bertobat lahir baru.... bla bla bla... dan bersemangat.... bla bla bla... Tuhan luar biasa karena telah berkenan memakai saya untuk memberitakan Injil dan membawa terangNya kepada anak-anak muda untuk kembali kepadaNya... terakhir... cita-cita saya ingin menjadi missionaris, demikian sekilas profile saya..., apabila ada hal-hal yang ingin anda ketahui bisa bertanya langsung kepada saya ”
Itu perkenalan yang kulakukan pada tanggal 23 Juni 09 lalu di bis pariwisata yang melaju menuju Bali. Bis tersebut mengangkut hamba-hamba Tuhan, aktivis gereja dan beberapa keluarga mereka.
Aku telah mendengarkan kesaksian dari masing-masing mereka, dan ada sedikit keinginan yang tiba-tiba muncul di hatiku, “jika mereka memanggilku aku akan memberikan kesaksian yang berbeda dari yang lainnya”
Dan benar! Aku ditunjuk untuk maju dan memperkenalkan diri, dan perkataan itulah yang kukatakan kepada mereka. Tanggapan mereka setelah itu?
“Hebat ya kamu... bisa dipanggil menjadi penginjil”
Jawabku, “Lho, bukannya setiap kita juga harus menginjil juga? Bukannya itu kewajiban untuk setiap orang yang percaya padaNya?”
“Bagaimana sih cara menginjil? Bagaimana jika kita bertemu orang yang begini.. begitu... dsb”
Jawabku, “Tidak ada patokan pasti untuk memberitakan Injil harus begini atau harus begitu, yang saya tahu Tuhan janjikan Dia akan mengaruniakan perkataan yang kita butuhkan tepat waktu! Bergantung saja denganNya, semua pasti beres...”
“Beneran kamu mau menjadi penginjil? Ga enak lho...”
Jawabku, “Penginjilan bukan masalah enak atau nggak enak... tapi tentang kewajiban dalam hidup kita bersama Kristus dan sebagai umatNya”
“Ikut aja pelatihan penginjilan.. ada missionaris dari luar negeri yang akan melatihmu selama 3 bulan untuk dikirim ke negara-negara asing di luar sana”
Jawabku, “Aku sudah berlatih dan melakukannya setiap waktu selama 10 tahun terakhir ini...”
Tulisan ini bukan untuk mengecam. Bukan untuk merendahkan! Bukan untuk menghina siapapun.Tapi ‘suatu pertanyaan’ muncul di benakku tanpa terkendali.Pertanyaan-pertanyaan mereka suatu 'keanehan' buatku. Sesuatu yang bagiku 'tidak semestinya' diajukan kepada aku... yang hanya seorang 'Iik'
“Inikah Injil yang bagi kita adalah kekuatan? Hanya sampai disinikah kebanggaannya? Hanya sampai disinikah kuasanya? Mengapa Injil telah menjadi sesuatu yang asing, bahkan bagi hamba-hambaNya sendiri? Tidak adakah lagi orang yang bersedia mati bagi InjilNya? Tidak adakah lagi orang-orang yang mau melatih anak-anak itu sehingga harus import penginjil dari luar negeri? Bagaimana dengan gereja? Apa yang telah ia lakukan di dunia ini? Apa yang ia telah banggakan? Apa yang telah menjadi hasratnya? Apa yang telah menjadi gairahnya? Pudarkah? Sesungguhnya masih adakah cinta akan rumahNya itu??”
Aku melemparkan pandanganku ke pantai Kuta yang terbentang di hadapanku. Menikmati angin, menikmati deru ombak, menikmati pasir.... Ahhh... masih ada semilyar misteri Injil yang belum terbongkar. Masih ada semilyar cara bagi pemberitaan Injil ini disampaikan sampai ke ujung dunia.
Meski Injil ini [telah menjadi] asing bagi beberapa orang. Aku berharap itu tidak akan pernah terjadi padaku....
Hingga aku menyelesaikan panggilanNya yang mulia atas hidupku________
0 comments:
Post a Comment
Post a Comment
Hi sahabat, tengkyu banget udah mau komentar... ayo semangat!!