Hanya Begitu Saja
Siang ini, aku termangu di balik jendela kaca kantorku yang terletak di lantai 3. Menatap persis di jalanan yang ramai dengan kendaraan. Masih lekat terbayang dan tak mau pergi di benakku, kejadian tadi pagi.
Pagi yang sibuk. Aku tergesa-gesa, terburu-buru. Entah siapa yang bisa disalahkan, badan terasa lemes, kurang 30% dari yang seharusnya menurutku. Angkutan yang berjalan lambat, jalanan yang padat dan macet, atau jalur otakku yang seperti kabel penuh muatan berseliweran tanpa arah.
Persis di depan kantor sedang ada operasi Lalu Lintas. Beberapa polisi tampak sibuk mengurus ini itu. Rame banget... Parkiran kantor yang sangat sangat luas memang menguntungkan untuk diadakannya operasi sejenis itu.
Tiba di kantor aku langsung saja disibukkan berbagai urusan dan telepon. Inilah.. itulah... arrrrrrrrrggghhhh.. padet det det...
Tiba-tiba.. terdengar satu suara bruaaaaaaaaaaaaakkkk.. keras!! Seketika aku melongok menatap ke luar jendela. Salah satu polisi lalu lintas terlihat terkapar di bawah sepeda motor, diam, tak bergerak!!! Bahkan salah satu temanku yang lebih jelas penglihatannya, mengatakan ada darah di sekitar leher polisi itu.
Seketika jalanan penuh! Macet! Teriakan para polisi lain yang memanggil teman-temannya dengan raut muka marah terlihat jelas dari balik jendelaku. Beberapa menit kemudian, polisi yang terkapar itupun sudah diangkut dan dibawa pergi.
***
Kenapa kejadian ini begitu membekas di otakku tak mau pergi ya... pemandangan sosok gagah yang terkapar di jalanan... kemarahan... kemacetan.. ah.... bukannya aku sendiri sudah beberapa kali juga mengalami hal yang sama?
Ah.. hidup manusia.. hanya begitu saja!! Tak ada seorangpun yang tahu, bagaimana warna hari ini. Merah, kuning, biru, atau abu-abu...
Polisi yang beberapa menit lalu masih gagah, masih sibuk kesana kemari, masih 'prat prit prat prit', tapi... hanya dalam sekejap harinya menjadi berbeda.
Teringatlah aku pada satu sms yang kukirim kepada salah satu sobat baruku, yang sudah kerapkali mengingkari janjinya padaku.
“Maafkan aku belum bisa menepati janji” itu tulisnya di SMS
"... satu pesanku.. jangan sampai kamu ingkari janjimu ke DIA ya.. karena DIA yang memberi kita hidup. Jangan sampai melewatkanNYA, waktu IA memanggilmu, karena itulah anugerah terbesar dalam hidupmu yang tak akan tergantikan oleh apapun...” itu balasan smsku
Semoga dia mengerti arti smsku! Semoga dia sadar sebelum pintu tertutup baginya. Semoga... Karena... ahhhh.. manusia.. hanya begitu saja hidupmu... sebentar terlihat dan lenyap bagai uap______________
0 comments:
Post a Comment
Post a Comment
Hi sahabat, tengkyu banget udah mau komentar... ayo semangat!!