YANG TERBAIK
Di kota itu ada seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa. Ketika perempuan itu mendengar, bahwa Yesus sedang makan di rumah orang Farisi itu, datanglah ia membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi. Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu. (Lukas 7:37-38)
Aku merenungkan peristiwa ini berulang kali, memikirkannya, menelaahnya terus menerus. Mengapa perempuan ini melakukannya? Mengapa kisah ini ada di Alkitab? Mengapa dia begitu rela memberikan yang paling berharga di hidupnya untuk disiramkannya di kaki Yesus?
Bahkan ketika orang-orang melihatnya dengan pandangan hina, dengan cemoohm dengan ejekan, tetapi dia tetap menyeka kaki Yesus, mencium kakiNya dan meminyakinya dengan minyak wangi.
Kutemukan, ternyata ayat ini tidak hanya berbicara tentang suatu pemberian, persembahan dan sejenisnya, tetapi ini berbicara tentang sebuah hati di hadapan Tuhan.
Bisakah aku, tetap memberikan yang terbaik bagi Kristus? Bisakah aku memberikan yang paling berharga dalam hidupku? Bisakah aku memberikan semua mimpiku? Bisakah aku memberikan segenap hatiku dan jiwaku di kakiNya? Bukan hanya kemarin dan hari ini, tetapi juga esok hari, bahkan sampai aku dipanggilNya pulang?
Aku bisa memproklamasikan diriku telah memberikan semua itu kepada Tuhan. Tetapi siapa yang tahu di kedalaman hatiku? Siapa yang menyelidiki setiap sudut hati? Bukankah tidak ada yang tersembunyi sedikitpun di mataNya?
Dan ayat ini mengingatkanku kembali. Membuatku kembali kepada tujuan hidupku yang semula, yang awal dan sampai akhirnya nanti, yaitu memberikan yang terbaik dari hidupku sebagai PERSEMBAHAN YANG HIDUP, YANG HARUM, YANG BERKENAN DI HADAPAN-NYA!!
Tidak ada yang lain___________
Aku merenungkan peristiwa ini berulang kali, memikirkannya, menelaahnya terus menerus. Mengapa perempuan ini melakukannya? Mengapa kisah ini ada di Alkitab? Mengapa dia begitu rela memberikan yang paling berharga di hidupnya untuk disiramkannya di kaki Yesus?
Bahkan ketika orang-orang melihatnya dengan pandangan hina, dengan cemoohm dengan ejekan, tetapi dia tetap menyeka kaki Yesus, mencium kakiNya dan meminyakinya dengan minyak wangi.
Kutemukan, ternyata ayat ini tidak hanya berbicara tentang suatu pemberian, persembahan dan sejenisnya, tetapi ini berbicara tentang sebuah hati di hadapan Tuhan.
Bisakah aku, tetap memberikan yang terbaik bagi Kristus? Bisakah aku memberikan yang paling berharga dalam hidupku? Bisakah aku memberikan semua mimpiku? Bisakah aku memberikan segenap hatiku dan jiwaku di kakiNya? Bukan hanya kemarin dan hari ini, tetapi juga esok hari, bahkan sampai aku dipanggilNya pulang?
Aku bisa memproklamasikan diriku telah memberikan semua itu kepada Tuhan. Tetapi siapa yang tahu di kedalaman hatiku? Siapa yang menyelidiki setiap sudut hati? Bukankah tidak ada yang tersembunyi sedikitpun di mataNya?
Dan ayat ini mengingatkanku kembali. Membuatku kembali kepada tujuan hidupku yang semula, yang awal dan sampai akhirnya nanti, yaitu memberikan yang terbaik dari hidupku sebagai PERSEMBAHAN YANG HIDUP, YANG HARUM, YANG BERKENAN DI HADAPAN-NYA!!
Tidak ada yang lain___________
0 comments:
Post a Comment
Post a Comment
Hi sahabat, tengkyu banget udah mau komentar... ayo semangat!!