Friday, July 31, 2009

Jalan Sunyi

... Murid-muridnya menjawab; "Bagaimana di tempat sunyi ini orang dapat memberi mereka roti sampai kenyang?" Yesus bertanya kepada mereka: "Berapa roti yang ada padamu? Jawab mereka: "Tujuh" Lalu Ia menyuruh orang banyak itu duduk di tanah. Sesudah itu Ia mengucapkan syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-muridNya
untuk dibagi-bagikan, dan mereka memberikannya kepada orang banyak... (Markus 8:1-10)



Tidak ada yang aneh mungkin dengan kisah itu. Bahkan bagi orang Kristen kita bisa berpikir "Oh... yang itu... udah dengar tuh dari sejak sekolah minggu"

Bagiku juga seperti itu. Tapi tidak hari ini dan juga kemarin. Tuhan menjawabku lewat ayat ini! Ha ha ha... dijawabNya semua pertanyaanku tanpa terkecuali.

Bukan mujizatNya yang buatku heran, bukan pula orang-orang yang berduyun-duyun mengikuti Yesus karena itu wajar. Yesus waktu itu telah menjadi 'seseorang' yang paling dicari, yang setiap kata-kataNya dinanti orang, setiap sentuhanNya begitu mengagumkan, kukira begitu.

Tetapi, sekali lagi bukan itu. Tetapi ada hal yang 'menurutku ganjil yaitu...,

Murid-muridnya menjawab; "Bagaimana di tempat sunyi ini orang dapat memberi mereka roti sampai kenyang?"

Kenapa sih mesti ke tempat sunyi? Mestinya seorang seperti DIA tahu, bahwa resiko dari menarik banyak orang mengikuti DIA adalah menyediakan suplai makanan bagi mereka. Kenapa tidak dipikirkanNya? Kenapa hal ini 'justru' ditanyakan dan baru 'dicari' DIA ketika rombongan besar ini sudah sampai di tempat yang sunyi?

Aku saja, waktu sedang memimpin rombongan entah besar atau kecil, entah partai, gereja, keluarga, komsel atau apapun. Dari yang berjumlah 12 orang saja ataupun puluhan orang dengan berbagai macam karakter harus memperhitungkan hal baik-baik soal ini, jika sedang menempuh suatu perjalanan. Bagaimana mereka nanti beristirahat, adakah tempat makan yang memadai, dimana kita bisa 'transit', dll. Tapi Yesus ini dengan ' cueknya' jalan begitu saja. Atau itu karena DIA TUHAN? Wah... kalah... kalo sampai sini jawabannya.

Okelah. Jalan sunyi! Why? Kenapa mesti di situ sih?

Jelas kisah ini mengandung arti yang lebih besar dari yang 'biasa' kupahami.

Tak ada orang yang dengan sukacita mendatangi ataupun berjalan di tempat sunyi kecuali untuk 'refleksi diri' atau rekreasi. Jalan sunyi di sini bermakna bagiku, bahwa hanya ada 'seseorang itu' dengan TUHAN, tanpa bantuan pihak lain, orang ketiga, keempat, dst.

Di jalan sunyi inilah Yesus bertanya apa yang murid-muridNya miliki. Dan IA hanya menemukan 7 roti dan beberapa ikan. Ketika Ia mengucap syukur... IA membagi-bagikan roti dan ikan itu ... yang mampu untuk memberi makan empat ribu orang... gileee banyak buaaanget!!

Apa maknanya bagiku? Tidak ada yang kebetulan. Di atas telah kutulis, bahwa TUHAN menjawab pertanyaanku.

Beberapa waktu lalu aku bertanya kepadaNYA, "Ngapain sih KAU suruh aku setia di tempat ini? Apa yang bisa kudapatkan lagi ditempat ini? Belum cukupkah kesulitan, tekanan, ujian, dan segala macam yang telah kualami selama ini? Berapa lama lagi 'sih KAU mau membentukku dengan hal-hal 'gila' ini? Aku hampir-hampir muntah dengan pekerjaan ini, jenuh, mentok, dan tidak ada lagi jalan keluar! Aku lelah, tapi KAU memaksaku untuk setia dan taat, apa lagi 'seh yang harus KAU remukkan dariku?"

Jalan sunyi yang harus kulalui saat ini ada maknanya!! Jalan sunyi yang dihindari banyak orang ini ternyata memiliki arti di setiap jengkalnya.

KAU sedang melihat padaku kan? KAU sedang mencari sesuatu yang 'kumiliki' kan? KAU bahkan sedang bertanya, "Berapa roti yang ada padamu?"

"Roti? Apa maksudMU? Aku bahkan tidak memiliki apapun selain diriku sendiri" jawabku

Tapi KAU terus memandangku dan bertanya, "Berapa roti yang ada padamu?"

Aku sebenarnya sudah tahu, bahwa roti yang KAU cari bukan 'materi', bukan hal-hal jasmaniah seperti yang dimiliki dunia. Roti disini adalah FIRMANMU yang telah menjadi makanan pokokku, yang bahkan telah menjadi bekal yang kubawa pergi kemanapun.

Dan itu yang sedang KAU cari di dalamku 'kan? Sekalian KAU 'cek hidupku, apakah aku hanya menjadi salah satu dari orang-orang yang terkagum-kagum akan ENGKAU itu, atau benar-benar menjadi salah satu muridMU yang mempunyai 'bekal roti' dalam perjalanannya. Betul kan??

Lalu makna selanjutnya adalah, melihatMU mengambil roti itu daripadaku, mengucap syukur di hadapan BAPA di sorga dan memecah-mecahkannya dan membaginya bagi banyak orang supaya mereka dikenyangkan.

KAU menyuruhku bersyukur kan? KAU sebenarnya melalui FirmanMu ini mengatakan, "Stop mengeluh Ik, bersyukurlah kepada Bapa, lihatlah orang-orang yang sebenarnya begitu terpesona kepadaKU itu. Lihatlah wajah lelah mereka, lihatlah anak-anak itu, tidakkah kau melihat wajahyang kelaparan akan AKU? Mereka menginginkan AKU membuat mujizat di tengah-tengah mereka. Mereka merindukan perkataanKU yang bisa melepaskan dan membuat mereka bersukacita. Tapi AKU tidak akan bisa memuaskan mereka tanpa kau berikan roti yang ada padamu itu padaKU, dan biarlah AKU yang memecah-mecahkannya bagi mereka supaya semua kenyang dan terpuaskan. Jangan takut memberikannya padaKU, karena AKU juga yang akan mencukupkannya bagimu di perjalanan yang selanjutnya"

Ahhh... Aku menangis waktu menulis ini... Aku benci air mata, tetapi ini mengalir begitu saja....

Aku tahu itu ENGKAU juga. Waktu kemarin salah satu 'mantan' kakak kelas SMA ku dulu bercerita pada JUBILEE CONFERENCE tentang panggilanNya di di kota kecil kami JUANA.

"Tidak ada yang istimewa dengan Juana, tidak ada kampus disana, hanya kota kecamatan, kecil, kering dan berdebu. Tapi Saya tahu Tuhan menempatkan saya disana, dan hati saya begitu terbeban untuk kota kecil itu. Saya percaya akan ada orang-orang luar biasa yang dilahirkan TUHAN disana.. beberapa contoh ada di sini, diantaranya Iik. Bukan masalah seberapa kecil kelihatannya bagian yang harus kau kerjakan. Bukan masalah betapa tidak terlihatnya jalan keluar. Bukan masalah betapa mustahilnya itu. Tetapi ini bicara tentang kesetiaan dan ketaatan..."

Hatiku seperti digedor oleh sesuatu yang sangat besar! Perkataan itu tepat menghantam kekerasan hatiku.

Sebenarnya KAU membicarakan soal ketaatanku di panggilanMU! KAU perintahkan aku untuk terus taat dan setia, sesulit apapun jalanku, seterjal apapun, sebesar apapun penghalang. KAU inginkan aku setia, karena KAU mau mencurahkan berkat-berkatmu bagi lebih banyak lagi orang melalui aku. Begitu kan???

Ini semua karena ku telah mencapai titik muak, bahkan. aku telah begitu benci kata-kata penghiburan dan nasehat yang diberikan orang-orang dari 'luar' yang seolah-oleh mereka sudah menjadi 'JUARA SETIA', 'JUARA TAAT', 'JUARA MENDERITA', 'JUARA BERKORBAN BAGI YESUS', 'JUARA DIANIAYA', 'JUARA FIRMAN', 'JUARA BERKOTBAH', 'JUARA SUKSES'.... arrrgggh s%&*~@!! Aku mau bukti nyata mereka berhasil lewati penghalangnya!

Dan KAU memilih untuk kembali mengatakannya, mengingatkanku melalui banyak hal

Tetapi aku, masih melawan, bahkan saat perkataanMU yang lembut itu menghantamku!

"Aku ini bukan siapa-siapa! Cuma seorang sekretaris, tukang buat brosur, kacung, dan pemimpin sel yang cuma seper berapanya dibandingkan dengan orang-orang hebat yang pernah KAU miliki di dunia ini. I'm nothing, n nobody... bahkan aku ini cuma seorang bangsat kecil yang KAU perkenankan hidup di hadapanMU"

Dan ketika hatiku, jiwaku begitu berkecamuk di hadapanMU, KAU masih saja bicara lembut padaku, "Tidak ada yang lain yang kuinginkan darimu kecuali setia dan taat padaKU, AKU yang memilihmu... dan AKU yang menyertaimu sampai akhir jaman.."

Apalagi alasan yang sanggup kuajukan?

KAU sendiri yang membawa murid-muridmu dan empat ribu orang itu untuk melintas di jalan yang sunyi supaya ENGKAU memberikan contoh luar biasa bagi semua orang tentang ketergantungan kepada TUHAN, mujizat dan entah apalagi....

Dan juga KAU sendiri pula yang membawa Filipus yang melintas di jalan yang sunyi (Kisah Para Rasul 8:26).. tapi perjalanannya itu untuk KAU pertemukan dengan seorang Sida-sida dari tanah Ethiopia yang mencari Engkau.

Akukah selanjutnya?

Apakah maksudmu?

Berakhir dimanakah jalan ini?

Adakah kutemui seseorang di sini?

Sunyi. Tidak ada jawaban lain selain perkataan lembut itu yang kembali memenuhi setiap relung di jiwaku, "AKU mengasihi engkau.. dan akan menyertaimu senantiasa sampai akhir jaman...

Dan aku tahu, aku akan menyelesaikan panggilan ini SAMPAI AKHIR!!

...

...

...

...

...


Let us fix our eyes on Jesus, the author and perfecter of our faith,... Hebrews 12:2

0 comments:

Post a Comment

Hi sahabat, tengkyu banget udah mau komentar... ayo semangat!!

Radio Worship

  © Blogger templates ProBlogger Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP