Monday, January 25, 2010

Obituari

Kamis, 21 Januari 2010
KOMPAS, REST IN PEACE. Michael D Ruslim, President Director Of PT. Astra International, Tbk…

“Wah, ini pasti orang hebat! Masak sampai satu Koran penuh iklan begini…” kataku sambil membolak-balik semua halaman yang penuh terisi dengan ucapan dukacita.

Kesimpulanku terhenti begitu saja hari itu.
***


Sabtu, 23 Januari 2010 Pk. 10.00 WIB

“Loh, mana Fanny? Ga masuk ya? Kok mejanya kosong?” tanyaku pada Putra salah satu karyawan sebelah

“Ga tahu…” jawab Putra singkat

“Ya udah”

Selang beberapa menit kemudian, Putra melongokkan kepalanya persis di atasku sambil bertanya “Ada sms dari Fanny, katanya papanya nggak ada. Apa itu artinya meninggal?”

“Yaaaa… iyalah! Emangnya ‘ga ada’ itu artinya ngelayap? Udah, nanti kita kesana jam 1an. Setelah aku selesai meeting proyek, nanti bareng yah..” jawabku

“Oke” jawab Putra singkat

Kesimpulanku berakhir pula disini

***
Sabtu, 23 Januari 2010 Pk. 12.00 WIB

Selesai meeting, aku dan beberapa teamwork meninjau proyek. Sembari ngobrol tentang berbagai hal, pembicaraan yang nggak jelas itu tiba-tiba mengerucut membahas tentang meninggalnya Presiden Direktur Astra Internasional Tbk yang ternyata bos besar dari salah satu teman kami.

“Dia orang baik loh… sangat hebat… dan sangat luar biasa, tetapi Demam Berdarah dan juga komplikasi beberapa penyakit lain bisa menghentikan beliau begitu saja” kata salah satu teman

“Yah, kematian ‘kan bisa datang begitu saja kepada setiap kita” jawabku

“Penyebabnya aja yang berbeda-beda ya…” sahut seorang teman

“Ya. Aku kira pasti sudah ditetapkan dari sana, neh… kamu bakal mati karena Demam Berdarah… neh kamu mati karena ini… kamu mati karena ini…” kataku sambil menjentikkan jari ke masing-masing orang

“Itulah makanya kita perlu memperhatikan hidup kita baik-baik selama di dunia ini. Apakah kita telah sungguh-sungguh berbakti kepada Tuhan dan melakukan kehendakNya atau tidak. Karena bagaimanapun suatu saat… waktu itu akan datang kepada setiap kita” sahut seseorang lagi

“Bukan lagi masalah tentang kita dikenang sebagai seorang yang bagaimana waktu di dunia ini. Karena sebagus apapun kenangan manusia tentang kita, toh suatu saat nanti akan pudar juga” sahut satu orang lagi

Pembicaraan kami terputus karena kami melanjutkan langkah kami ke proyek.

***
Sabtu, 23 Januari 2010 Pk. 14.00 WIB

Aku, Putra dan Susi, melangkahkan kakiku masuk rumah Fanny, mengucapkan salam, memeluk temanku itu sebagai tanda simpati

Ahhhhh… kematian… hanya itu yang terpikir waktu itu
***

Sabtu, 23 Januari 2010 Pk. 15.00 WIB

“Tumben kakak ngajak aku jalan bareng untuk penginjilan” tanya Dewi salah satu anak komsel kepadaku

“Aku belum pernah jalan sama kamu kan? Aku ingin membagi hidup, bercerita, pokoknya apa sajalah.. yang bisa membuat kita bisa saling mengenal. Jika kita hanya bertemu di pertemuan-pertemuan ibadah saja, kita bisa saling menipu satu sama lain, terlihat bagus tetapi sebenarnya tak saling mengenal” jawabku

Aku memutuskan untuk makan siang terlebih dulu bersamanya, dan kami ngobrol lama disana.

“Wi, pernah nggak kamu bayangkan, Yesus jaman dulu itu orangnya pasti asik banget. Dia pasti bukan orang yang hanya melulu ‘mengkotbahin’ murid-muridNya, mencekoki mereka dengan firman Tuhan ataupun sibuk melakukan mujizat saja. Yesus pasti sering makan bersama seperti ini… ngobrol tentang apa saja… jalan –jalan, tertawa, dan mungkin juga konyol kayak aku… ha ha haha…” kataku sambil tertawa lebar

“Iya kak, setelah bertobat beberapa bulan ini, aku semakin mengerti tentang arti panggilan Tuhan dan hidup di dalam Dia”

“Ya... untuk itu juga aku mengambil kesempatan jalan bareng seperti ini, bukan hanya supaya kamu mendengar banyak ayat-ayat Alkitab, tetapi juga supaya kamu tahu seperti apa aku hidup. Apakah hidupku ini sungguh-sungguh patut diteladani atau tidak? Apakah aku sungguh-sungguh mengikut Kristus seperti yang sering kubagikan di Komsel atau tidak? Yahhh.. intinya, biar kamu melihat hidupku secara nyata, itu aja. Supaya jika kamu suatu saat nanti pulang ke pulau asalmu, kamu juga melakukan hal yang sama seperti yang kulakukan padamu sekarang” jelasku panjang lebar

“Tapi kak, aku ini hanya lulusan SD, bagaimana mungkin kamu yakin aku bisa mengubahkan orang-orang?” tanya dewi dengan mata penuh keraguan

Akupun melanjutkan membagikan kisah tentang diriku sendiri dan juga tentang seseorang yang pernah ada dalam Komsel kami, yang jelas-jelas ‘tidak berarti’ bagi dunia, tetapi sekarang menjadi salah satu orang ‘luar biasa’ di daerah Sumatera sana. Dengan banyak perkataan, banyak tawa, aku membagi ceritaku, hingga akhirnya kami melangkah keluar untuk ‘mencari kesempatan’ bertemu orang.

Beberapa orang berhasil kami sapa dan ajak bicara, tetapi ‘seolah’ tidak terjadi apa-apa dan tidak menghasilkan apa-apa.

Itu tidak apa-apa, masih ada hari esok dan esok dan esok lagi..

***

Sabtu, 23 Januari 2010 Pk. 21.00 WIB waktu aku menuliskan ini .

Aku merenungkan, memikirkan, dan akhirnya menuliskan...

Mati. Seperti semua orang, suatu saat nanti aku juga akan mati. Apa yang akan orang ingat tentang aku jika suatu hari nanti aku mati dan masuk dalam berita Rest In Peace?

• Teman yang baik?
• Partner yang memiliki loyalitas tinggi di pekerjaan?
• Komandan proyek yang ramah kepada semua orang?
• Bos parkir yang selalu minta setoran tepat waktu?
• Sekretaris yang cerewet?
• HRD galak?
• Tukang iklan rewel?
• Pemimpin Komsel lemah lembut?
• Kakak yang bertanggung jawab?
• Atau apa…?
• Atau apa…?
• Atau apa…?

Cukupkah? Berapa lama sih ingatan tentang seorang IIK yang pernah ada di muka bumi ini bertahan?

Ahhh… aku mendadak teringat pada satu pertanyaan yang menggodaku waktu kumulai lagi pembacaan Alkitab tahunanku di awal tahun ini. Kejadian 5: 1-31…Jadi Set mencapai umur sembilan ratus dua belas tahun, lalu ia mati. ... Setelah Enos hidup sembilan puluh tahun, ia memperanakkan Kenan. ... Dan Enos masih hidup delapan ratus lima belas tahun, setelah ia memperanakkan Kenan, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan. Jadi Enos mencapai umur sembilan ratus lima tahun, lalu ia mati. Begitu banyak tulisan… mencapai umur sekian lalu mati. Yahhh.. hidup cuma begitu saja. Apakah aku juga akan seperti itu saja?

Dan aku mendadak teringat pula ucapan salah satu motivator mantan bosku … “Ik, aku ini hanya ingin hidup sampai umur 60 tahun saja, tidak lebih lama dari itu, karena aku yakin waktu umurku 60 tahun aku sudah merasakan semua hal yang diinginkan manusia”

Waktu itu aku langsung menyanggahnya dengan sengak, “Bapak orang paling bodoh yang pernah saya kenal. Ucapan itu membuktikan bahwa hidup Bapak hanya memiliki tujuan untuk Bapak sendiri, dan bukan tujuan Tuhan seperti yang sering Bapak katakan. Kalau saya, saya ingin menaklukkan pulau-pulau, kota-kota terlebih dahulu dengan Injil Kristus sebelum saya mati”

Dan ketika ia menanggapinya dengan senyum sinis, aku hanya memberikan jawaban singkat dan tegas, “Kita lihat saja nanti pak…hal itu pasti akan terjadi pada saya”

Sebelum menjadi terlalu panjang, ku putuskan mengakhiri tulisan ini, dengan kembali memaksa untuk memikirkan, merenungkan, dan menuliskan ulang tujuan hidupku. Bukan hanya di laptop, bukan hanya di blog, bukan hanya di tempat-tempat yang bisa dibaca orang, tetapi terutama di dalam jiwaku.

Hingga suatu saat… ketika tulisan REST IN PEACE, IIK ...

Aku tak hanya bisa dikenang… tetapi apa yang kulakukan, kuberikan, kubagikan… kuhidupi.. masih terus terjadi berulang di lintas generasi.

Seperti janjiNya waktu memanggilku

Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani,
bangsa yang kudus,
umat kepunyaan Allah sendiri,
supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia,
yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:
kamu, yang dahulu bukan umat Allah,
tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya,
yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan.
(1 Petrus 2:9-10)


**********
IIK, 25 Januari 2010

0 comments:

Post a Comment

Hi sahabat, tengkyu banget udah mau komentar... ayo semangat!!

Radio Worship

  © Blogger templates ProBlogger Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP