Friday, July 25, 2008

SUAM…

Akhir jaman! Bencana! Peperangan! Dan disinilah aku tinggal, di Indonesia, yang disebut disaster country. Bencana yang tiada henti, musibah yang silih berganti.

Setelah hantaman-demi hantaman bencana, sekarang negeri ini diperhadapkan pada salah satu bencana global, krisis ekonomi, harga BBM yang naik, panas, efek rumah kaca, atau apalah namanya! Termasuk di kotaku.

Suhu udara mencapai 37o C di kotaku. Panas menyengat, kering, menyilaukan, menyakitkan. Semua orang menghindar dan sebisa mungkin bersembunyi dari keringnya.

Aku di sini. Sendiri, diam, resah. Diantara kering, panas, silau mentari aku tersadar ada yang terluput di relung, palung, kedalaman hati. Ada sesuatu yang belum sewajarnya, ada sesuatu yang kurang, ada sesuatu…

Ada kekeringan yang lebih kering dari keringnya mentari ini. Ada bencana yang lebih hebat dari semua bencana yang telah dan akan terjadi di negeri ini. Ada pengingkaran, penghindaran lebih dari orang-orang yang menghindar dari terik dan garingnya tanah ini.

Aku, mencarinya! Bukan kepada orang lain di luar sana yang tak kukenal, melainkan kepada kedalamanku, diriku sendiri!!!

Adakah yang belum kudapatkan? Adakah yang belum kuraih? Adakah yang belum kulakukan? Adakah yang belum terjadi padaku?

Pekerjaan? Seberapa tinggi tangga karier yang ingin kunaiki? Apakah itu tujuan utama kehidupanku? Hatiku menjawabnya, TIDAK!

Uang? Seberapa banyak yang ingin kumiliki? Aku memang membutuhkannya, tetapi apakah aku tergila-gila mendapatkannya? Hatiku menjawabnya, TIDAK!!

Jodoh? Seberapa ideal jodoh yang ingin kudekap dan kupeluk? Apakah aku sedemikian khawatir dengannya? Hatiku menjawabnya, TIDAK!!!

Pelayanan, jemaat, gereja? Semuanya telah berjalan sesuai yang seharusnya, dan aku juga tetap bersemangat menjangkau jiwa-jiwa, apakah aku telah cemburu pada ide mega church yang sedang marak di bumi ini? Hatiku kembali menjawab, TIDAK, TIDAK, TIDAK DAN TIDAK!!!

Lalu apa?

Aku mencoba membuka satu-satunya buku yang berada diantara tumpukan buku Best Seller rohani di kamarku. Satu-satunya buku yang terbukti telah berhasil menuntun kehidupanku. ALKITAB!!

Aku terperangah!!! Kehidupan kekristenanku seharusnya tidak hanya seperti ini saja!

Bertobat lahir baru! Ya, itu benar-benar sudah terjadi di hidupku! Dipulihkan! Ya! Bersemangat! Ya, tak ada yang bisa menyangkalnya, aku pribadi yang sangat bersemangat! Menjangkau jiwa-jiwa, memuridkan, mengutusnya! O… itu pasti!! Komitmen dalam jemaat! Jelas!! Tidak kompromi akan dosa, takut akan Tuhan!! Sangat!!!

Aku membandingkan kehidupanku dengan kehidupan jemaat mula-mula di Kisah Para Rasul, dan aku mulai mual…

Aku melihat kembali perkataan Tuhan Yesus di Injilnya… dan aku mulai muak…

Aku baca kitab Wahyu dan akupun mulai muntah…

Itu aku! Aku telah terjebak! Terperangkap! Terkungkung! Terbelit! Tanpa sadar, aku telah menjadi serupa dengan sosok yang paling dan selalu kubenci di dalam kekristenan,… orang Farisi, ahli taurat, yang munafik!

Aku telah menjadi suam-suam,… Oh… God..!!

Perbedaan antara aku dan mereka kini hanya selembar kertas, atau mungkin aku malah lebih memuakkan daripada mereka??

Aku tak bisa berdalih! Kekristenan radikal di Kisah Para Rasul itu tak terjadi dalam diriku!!! Aku telah mengenakan topeng yang bernama KEMUNAFIKAN!!!

Ketika akhirnya hatiku bersikeras untuk jujur menjawab seribu tanya di jiwa ini, aku seolah terjatuh di sumur dalam tanpa dasar!!!!

Tak ada kesiapan hati untuk mati bagi Kristus! Tak ada kekuatan jiwa untuk menghadapi aniaya! Tak ada hasrat kuat untuk membayar harga! Tak ada kerinduan meluap-luap untuk jiwa-jiwa! Tak ada api yang membara! Tak ada semangat tulus dalam menguatkan saudara-saudara! Tak ada keberanian berbicara lantang, tanpa kompromi, tanpa ketakutan, tanpa dalih politis!!

Aku menjangkau, memberitakan Injil, tetapi aku tahu itu tak cukup. Aku bernyanyi, bertepuk tangan, melompat, menari, tetapi apakah itu memuaskanNya? Aku melayani, memberikan yang terbaik menurutku, tetapi apakah itu berkenan di hadapanNya? Sejujur-jujurnya aku tak berani jujur di hadapanNya.

Jika penilaian akhir surgawi nanti berdasarkan tes kemunafikan, ketulusan, ketaatan, kerendahan hati, kemurnian hati, yang disesuaikan dengan standar Tuhan… maka aku hampir yakin aku tak bisa masuk dan beroleh kebahagiaan bersama Dia di surga. Meski aku sudah menerima karunia Roh Kudus yang diberikanNya sebagai jaminan kepemilikanNya atasku, tetapi bagaimana dengan kelakuan hidupku dan hatiku yang nyata terbuka di hadapanMu? Sejujur-jujurnya aku kembali tak berani jujur di hadapanNya.

Meskipun aku telah menantang banyak orang untuk bertobat lahir baru dan menjadikan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, tetapi ternyata aku sendiri telah menutupi kuburan hatiku yang membusuk ini dengan pesona warna tekstur rohani modern yang menipu. Ah….

Atau kehidupan kekristenan memang sudah seharusnya bergeser, dan disesuaikan dengan kondisi jaman? Sudah berubah sifatkah Tuhanku yang dikenal sebagai yang sama dari dulu sekarang dan selamanya itu? Atau aku telah menjadi sedemikian jahat??

Inikah aku? Inikah aku yang dipilih Tuhan? Inikah umat Tuhan? Inikah imamat rajani itu?

Dimanakah kuasa yang nyata atas semua umatNya itu, yang tidak hanya dimiliki oleh pendeta? Dimanakah tanda dan mujizat yang bisa dilakukan oleh siapa saja dimana Roh Kudus tercurah atasnya? Dimana semangat yang nyata? Radikal yang sebenar-benarnya? Dimana Tuhan yang maha dahsyat itu dalam hidupku???

Dan aku mulai ketakutan…

Ya, Tuhan…. Tanpa ada yang menyadarinya, Aku bersama generasi ini akan terhilang secepatnya… dalam kesuaman dan kerohanian yang semu..

Pintu keluar labirin kematian kekristenan ini harus segera ditemukan! Kekeringan, kemarau panjang rohani ini harus segera diakhiri! Lorong panjang kegelapan rohani ini harus segera diterangi cahaya Injil yang sepenuhnya!!!

Atau…

Aku akan menjadi salah satu dari orang yang berseru-seru, “Tuhan Tuhan.. aku sudah lakukan ini dan itu buatMu…” tapi Engkau menolaknya!!! Whahh….

Jantungku berdegup kencang, keringat membanjir, gemetar, tak berdaya… ya Tuhan ternyata aku telah terhilang… dan jauh menyimpang!!!

Jika aku yang ‘seorang’ seperti ini, bagaimana dengan ‘seorang-seorang’ yang lain, bagaimana dengan ‘gereja’ yang adalah tubuhMu, Calon Mempelai Kristus? Dan kengerian ini makin menjadi dalam diriku. Ya.. Tuhan kami bukan mempelai yang tanpa cacat kerut yang Kau cari itu… AH…

Kami masih penuh noda dan najis… kami masih berselingkuh dengan kekasih-kekasih kami, kami masih tergila-gila dengan dunia, kami masih jauh dari yang Kau inginkan, dan Engkau mau datang sekarang? TIDAK….!!!!!

Di kengerian yang merangkum jiwa ini, tiba-tiba ingatan akan satu Firman muncul dari balik kekelaman… Wahyu 2:5, sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat,…

Ya! Itu yang perlu dan harus kulakukan! Sekarang!! Bertobat! Kembali! Lakukan lagi! Meski harganya tiada terkira… Aku tahu ini bukan lagi pilihan tapi perintah! Atau aku akan terhilang dan binasa selamanya.__________

0 comments:

Post a Comment

Hi sahabat, tengkyu banget udah mau komentar... ayo semangat!!

Radio Worship

  © Blogger templates ProBlogger Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP