Friday, September 17, 2010

In Memoriam

Suatu saat, akan datang waktunya aku harus pulang kembali kepada Pencipta Jiwaku, dan hidupku akan menjadi kenangan sesaat bagi orang-orang yang kucintai sebelum akhirnya lenyap seperti asap.


Minggu sore, 12 september 2010. Aku sampai di rumah duka Tionghoa Ie Wan, sepi, hanya terlihat beberapa orang keluarga Boss besar yang sudah kukenal baik. Langsung saja aku memberikan salam kepada mereka dan mencari tempat duduk di urutan paling belakang.

“Bapak dan ibumu baru saja pulang… tunggu aja sampai nanti agak sorean mereka pasti kesini lagi” kata seseorang kepadaku. Mereka tahu ‘Bapak Ibu’ itu sebutanku bagi Boss Besarku.

“Oke pak… ga apa-apa, kira-kira apa yang bisa saya bantu disini pak?” tanyaku

“Ga ada. Udah duduk – duduk aja sambil makan kacang, kuaci, dan permen… he he he…” tawa ramahnya berderai

“Bapak udah sembuh bener?” tanyaku karena beberapa waktu lalu sempat mendengar ‘beliau’ sakit serius

“Udah, nih… lihat… cuma buat betulin ini aja butuh puluhan juta” jawabnya sambil menunjukkan beberapa bagian di wajah

“He he he… ternyata sehat itu harganya mahal bener ya pak..”

“He’eh… “ sahutnya singkat sambil berjalan ke luar ruangan

***

Sambil duduk aku memperhatikan sekelilingku. Peti jenazah diletakkan di tengah ruangan persis di depan pintu masuk, ada meja kecil di depannya dengan foto, buket bunga, lilin, semangka dan hamparan bunga di bawahnya. Banner ucapan dukacita nampak bergelantungan di atasku, papan bunga ucapan ikut berdukacita nampak berjejer memenuhi halaman ruangan A tempat jenazah disemayamkan. Aku masih meneruskan perhatianku ke dekorasi yang tertata apik di belakangnya, AC portable, kulkas, meja tempat menerima tamu, jajaran kursi, dan selanjutnya bentuk ruangan (dasar mata jelalatan tukang EO yang kurang kerjaan).

Aku berbisik kepada Susi sahabatku, “Kira-kira bikin usaha kayak begini modalnya besar nggak ya?”

“Kamu itu mbak…” jawabnya dengan mata mendelik

“Ini kalau dijual paket pasti menguntungkan. Tinggal hitung berapa lama mau disemayamkan, apa aja yang dibutuhkan… kita rekrut penyedia kursi, mobil, dekorasi, peti, cleaning service, dll… he he he… hitung, sodorkan … keluarga tahu beres dan ga usah ribet ngurus macem-macem..” lanjutku dengan berbisik pelan

“Bisnis kok beginian…”

“Eh Sus, kalau nyediain fasilitas untuk orang kawinan tuh dah banyak banget saingannya, tapi kalo untuk orang mati masih belum seberapa… lagian orang kawinan kan musim-musiman dan rewel karena menyesuaikan selera dan trend… tapi kalo orang mati bisa kapan aja… asal pelayanan bagus pasti banyak yang mau pake… keluarganya maksudku, bukan yang sudah meninggal”

“Mbak… mbak… pikiranmu itu sudah kayak bapakmu aja… he he he…”

“Ha ha ha.. iya nih… kacau! Ga jadi ah…” jawabku sambil cengengesan
Sunyi, hanya ada 4 orang di ruangan itu, masing-masing asik berbicara entah tentang apa.
Musik rohani berdenting pelan dari speaker, mataku tertuju kepada TV LCD di sudut ruangan. Tertulis In Memoriam disana, memperlihatkan gambar waktu ‘beliau’ muda dan akhirnya ketika menikahkan putra-putrinya satu persatu.

“Cantik ya…” bisikku. Foto hitam putih di layar TV itu memperlihatkan seorang gadis cantik yang mengingatkanku pada bintang film luar negeri tahun 60-an di majalah kuno milik ibuku

“Iya, tapi itu kapan?” tanya Susi

“Lha mbuh… meneketehe…” jawabku

“In Memoriam yah… jadi kenangan… setelah semua yang terjadi dengan hidup ini, suatu saat nanti aku, kamu, dan semua orang akan jadi kenangan saja. Kira-kira kita dikenang sampai berapa lama sih di dunia ini, mentok paling beberapa tahun saja, setelah itu ingatan akan kita akan lenyap begitu saja seperti asap tertiup angin begitu kata Daud atau Pengkotbah”

“Wessss… mulai berpuisi…” sahut Susi

“Lhoh iya kan? Lalu kenangan apa yang akan kita tinggalkan buat orang – orang setelah kita. Apa yang akan kamu kenang tentang aku Sus?”

Mata Susi menatapku tajam.

“Yah… paling kamu akan mengenangku sebagai orang yang memberitakan Injil padamu, membawamu mengenal Kristus Yesus. Tetapi berapa banyak yang mengenangku seperti itu? Apa yang sudah kulakukan di dunia ini? Ternyata belum banyak, dan mungkin kebanyakan diantaranya justru hal yang sia-sia. Huffffffffffffff… manusia… begitu singkat ya hidup ini. Hari ini aku masih begitu muda, kuat, ceria, semangat, mampu dan bebas melakukan apa saja yang kumau. Tapi suatu saat nanti, akan tiba saatnya aku terikat, punya anak, menjadi tua dan akhirnya mati ” bisikku lagi perlahan, aku tidak mau mengganggu suasana hening di tempat itu

“Iya, ya…. Hidup itu hanya satu hembusan nafas…tulis Mazmur” balas Susi

“Praise God yah… Tuhan oleh kasih karunianya memilih kita di masa muda kita, memberikan kemerdekaan, dan dimampukan menjadi anak-anakNya” kataku lagi

“Iya, satu orang saja begitu berharga bagi orang lain, apalagi bagi Tuhan. Ada hal luar biasa yang dirancangkan Tuhan terhadap masing-masing orang, itu kan yang kau ajarkan padaku? Setiap pertemuan kita, setiap detik di kehidupan kita tidak pernah ada yang kebetulan bagi diri kita dan orang lain”

“Seep” jawabku

Sunyi masih mencekam di rumah duka itu. Tiba-tiba lampu ruangan sebelah menyala, pertanda ruangan itu dipakai oleh keluarga yang lain lagi

“Nah… itu ada pengguna baru yang mau disemayamkan disebelah”

“He’eh “ jawab Susi singkat

Kami terdiam. Suasana masih sunyi. Semua orang terdiam, entah apa yang dipikirkan. Musik rohani masih mengalun pelan, semerbak harum bunga memenuhi ruangan, banner masih bergelantungan, papan-papan bunga masih tertata rapi, burung gereja masih berterbangan keluar masuk bertengger di atas tirai-tirai dekorasi, gambar di TV masih memperlihatkan perjalanan hidup yang pernah dilalui. Di luar langit sudah mulai gelap dan hujan deras membasahi bumi.

Suatu saat, aku akan berada di posisi yang sama. Suatu saat, akan datang waktunya aku harus pulang kembali kepada Pencipta Jiwaku, dan hidupku akan menjadi kenangan sesaat bagi orang-orang yang kucintai sebelum akhirnya lenyap seperti asap.
***

6 comments:

HoneyBUZZin September 17, 2010  

Hidup kita cuma sementara sahaja...lagu-lagu praise and worship disini mengingatkan aku kepada Yesus...
Thanks friend kerna mengingatkan aku kepadaNYA.
Salam :)

albertus goentoer tjahjadi September 17, 2010  

Ah... selalu cerita yang sederhana namun sarat makna... gimana kabarnya mbak? moga baik selalu ya... salam kasih dariku...

Ie September 19, 2010  

@honeybuzzin..
tengkyu... kita harus selalu saling mengingatkan yah...

@mas goen
tengkyu mas... kabarku baik2 n sehat2... cuma sibuk terus ... jadi lama ga blogging

tetap semangat yah...

albertus goentoer tjahjadi September 20, 2010  

semangat... semangat... semangaaaaattttt!!!

Seiri Hanako October 01, 2010  

TUHAN YESUS memberkati ya
trims buat ceritanya
^_^

Ie October 04, 2010  

@seiri hanako.

thanks ya buat komentarnya. Semangat yah!

Post a Comment

Hi sahabat, tengkyu banget udah mau komentar... ayo semangat!!

Radio Worship

  © Blogger templates ProBlogger Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP