Manusia sia-sia
Di atas awan, di suatu perjalanan pulang bertugas.
Aku memperhatikan keluar jendela, tampak awan berarak lembut, putih, seakan menggoda untuk disentuh. Begitu tenang dan damai.
Aku memperhatikan ke bawah. Daratan hanya tampak seperti noda-noda yang tak beraturan.
"Begitukah KAU melihat kami Tuhan?Begitu kecil, tak berarti, bahkan tak terlihat. Begitukah manusia di hadapanMu?" bisikku pelan
Semua pergulatan hidup, perjuangan, cucuran keringat, air mata dari setiap pribadi yang KAU ciptakan, sungguhkah itu berarti?
Siapakah manusia? Apakah arti kehidupannya? Berapa besar hal luar biasa yang mampu diraihnya? Seberapa tinggi yang mampu didakinya? Seberapa banyak kehormatan mampu disandangnya?
Ahhhhhhh... manusia...
Dan aku teringat pada perkataan demi perkataan yang pernah kudengar.
*****
"Ahhhh... hidup akhirnya cuma seperti ini saja..." kata seorang tua yang aku kunjungi sambil matanya menerawang kejauhan. Kakinya tak lagi mampu menopang tubuhnya, matanya telah rabun sehingga ia harus meraba wajahku untuk dikenali.
"Aku belum tahu arti hidupku kak... yahhh... jalani ajalah sampai nanti akhirnya mati" kata seorang anak muda yang 'kebetulan' aku wawancarai
"Duh Gusti... kenapa aku tidak segera dipanggil saja... daripada sakit begini..." keluh simbokku kemarin malam waktu aku menjaganya
Ahhhhhhhhh manusia...
Hanya begitukah hidup?
*****
Kelahiran itu hanya satu langkah jauhnya dengan kematian... itu yang pernah kudengar.
Ahhhhhhh... apa artinya kehidupan?
*****
Perjalanan kehidupan, perputaran tiada henti antara tawa-tangis, suka-duka, kesulitan-kemudahan, cinta-benci, ...
Pentingkah semua yang harus terjadi ini? Berartikah semua? ataukah sia-sia?
Manusia lahir-hidup-mati, berjuang-dibanggakan-dilupakan, menang-disanjung-diabaikan, hebat-terkenal-terbuang, ...
Lalu apa artinya semua susah payah dan kesulitan?
Kesia-siaan di atas kesia-siaan, kata pengkotbah. Segala sesuatu adalah sia-sia...
Semua kehebatan akan terlupakan, semua kekuatan akan menjadi lapuk dan rapuh, semua kesegaran akan menjadi tua, semua panas akan menjadi dingin. Semua kelahiran akan berakhir pada kematian
Tidak ada yang abadi di bawah kolong langit ini.
Semuanya akan hancur... tertiup angin dan lenyap... termasuk kenangan akan seorang pribadi manusia yang pernah ada dan hidup di muka bumi ini.
Ahhhhhh... tiba-tiba aku terjaga dari lamunan ketika pundak seorang tak dikenal tanpa sengaja menyenggolku.
****
Hujan? Ah bukan!! Kenapa seperti ada air di jendela?
Ternyata mataku yang berair...
Mataku masih menatap ke bawah, ke daratan yang masih serupa noktah-noktah kecil tak berarti. Tak mampu kulihat satupun manusia. Sungguh serupa debu di seluas pandangan mata.
Tapi, kenapa aku ada? Hidup? Bergerak? Mendapat Anugerah? Mendapat janji? Mendapat keselamatan? Mendapatkan tuntunan disetiap jalanku? Mendapatkan jawaban di setiap tanyaku?
Berhargakah aku? Hingga di antara debu KAU hadir di dalamku?
Aku, debu yang seharusnya terbang lenyap...
Aku, manusia yang seharusnya sia-sia...
Ada, dan ... ada.
Begitu berharga karena darah, pengampunan, dan pembenaranNya.
Aku. Bukan lagi manusia sia sia------------------
Terinspirasi dari Mazmur 39:5-7,13-14
"Ya TUHAN, beritahukanlah kepadaku ajalku, dan apa batas umurku, supaya aku mengetahui betapa fananya aku!
Sungguh, hanya beberapa telempap saja Kautentukan umurku; bagi-Mu hidupku seperti sesuatu yang hampa. Ya, setiap manusia hanyalah kesia-siaan! Ia hanyalah bayangan yang berlalu! Ia hanya mempeributkan yang sia-sia dan menimbun, tetapi tidak tahu, siapa yang meraupnya nanti.
.....
Dengarkanlah doaku, ya TUHAN, dan berilah telinga kepada teriakku minta tolong, janganlah berdiam diri melihat air mataku! Sebab aku menumpang pada-Mu, aku pendatang seperti semua nenek moyangku. Alihkanlah pandangan-Mu dari padaku, supaya aku bersukacita sebelum aku pergi dan tidak ada lagi!"
"Ya TUHAN, beritahukanlah kepadaku ajalku, dan apa batas umurku, supaya aku mengetahui betapa fananya aku!
Sungguh, hanya beberapa telempap saja Kautentukan umurku; bagi-Mu hidupku seperti sesuatu yang hampa. Ya, setiap manusia hanyalah kesia-siaan! Ia hanyalah bayangan yang berlalu! Ia hanya mempeributkan yang sia-sia dan menimbun, tetapi tidak tahu, siapa yang meraupnya nanti.
.....
Dengarkanlah doaku, ya TUHAN, dan berilah telinga kepada teriakku minta tolong, janganlah berdiam diri melihat air mataku! Sebab aku menumpang pada-Mu, aku pendatang seperti semua nenek moyangku. Alihkanlah pandangan-Mu dari padaku, supaya aku bersukacita sebelum aku pergi dan tidak ada lagi!"
IIK, 9 Februari 2010
2 comments:
My friend, kadang-kadang pernah juga terlintas di benak fikiran saya perihal ini. Saya juga tertanya-tanya..apakah erti semua ini?
"..Manusia lahir-hidup-mati, berjuang-dibanggakan-dilupakan, menang-disanjung-diabaikan, hebat-terkenal-terbuang, ..."
Tetapi saya juga percaya..hidup kita didunia ini ada tujuan dan maksudnya. Saya tidak mahu berfikir sehingga begitu mendalam...It's not why we live but how we live this life...
Take care my friend...
beautiful post.... tapi..... just wanna say that God plant eternity in our heart, di dalamNya..hidup kita berarti sampai pada kekekalan.
ps. I like your blog :)
Post a Comment
Post a Comment
Hi sahabat, tengkyu banget udah mau komentar... ayo semangat!!