Thursday, December 31, 2009

Batu-Batu Itu Berguna

“Perjalanan hidupku benar-benar tak kumengerti Ik. Semua kesulitan datang memburuku seperti pemburu yang siap membunuh dan membinasakanku” kata beberapa orang teman akhir-akhir ini.

“Yah, itulah hidup. Tak terduga perjalanannya, kadang langit terlihat cerah dan mempesona, tetapi beberapa saat kemudian gelap dan tak bersahabat. Seperti yang terjadi di perjalalan hidupku juga akhir-akhir ini” jawabku

“Ya, tapi untuk apa semua itu terjadi? Apa pelajarannya? Apa fungsinya? Apa manfaatnya yang kuperoleh untuk hari-hari ke depan?

Aku merenung mengingat pertanyaan yang sama beberapa waktu lalu .

****

Suatu sore di bawah langit Kalimantan Timur, tempat yang tidak pernah sekalipun kuimpikan untuk didatangi. Aku menunggu ‘para petinggi’ yang sedang rapat sambil duduk sendirian di atas sebuah parit kecil, diiringi air kali gemercik, sepi mengelilingiku meskipun banyak orang hilir mudik di sekitarku.

Sambil menengadahkan wajahku ke langit senja yang mulai berubah warna aku bergumam pelan, “Kau telah membawaku sejauh ini, melintasi laut dan pulau, melintasi keterbatasan pikiranku, melintasi batasan diriku sebagai manusia yang bukan siapa-siapa. Dan bukan kali ini saja Kau membuatku seperti ini. Entah tak terhitung waktu yang kulalui dengan seperti ini. Terkadang tangis, kesukaran, kesulitan, tantangan berat menyertainya, namun tak jarang sukacita yang tak terkatakan mengiringinya. Aku tak mau disebut mengeluh, tapi sejujurnya aku belum mengerti arti semua ini. Jika boleh aku bertanya, sebenarnya apa yang KAU rancangkan untukku? Mengapa aku harus melewati semua pengalaman ini? Untuk apa semua ini? Akan jadi apakah aku di depan nanti sehingga Kau haruskan aku mengalaminya?”

Aku tak menemukan jawabannya waktu itu. Pertanyaanku terbang begitu saja dibawa angin yang berhembus mengiringi langit yang mulai gelap.

****
Hingga seseorang ‘teman’ yang tak pernah tahu soal ‘pertanyaanku itu’ membagikan soal batu-batu Daud.

“Kau tahu Ik, mengapa Daud mengambil dan membawa batu waktu dia pergi melawan goliath?” Tanya dia

“Yahhhh… mungkin karena dia telah terbiasa melawan singa dan beruang dengan batu-batu itu. Jadi dia berpikir kalau batu yang sama itu juga bisa dipakai untuk melawan Goliath. Menurutmu??” Jawabku sambil balik bertanya

“Itu betul Ik. Kau tahu apa artinya itu? Itu terjadi karena dia telah terbiasa menggunakan batu-batu itu untuk melewati setiap tantangan di hidupnya. Kita ibaratkan satu kesulitan atau tantangan yang telah berhasil dilewati itu sama seperti memasukkan satu batu di kantong Daud, lalu satu kesulitan dan tantangan yang berhasil dikalahkan lagi itu juga seperti batu yang lain lagi, begitu terus menerus. Satu persatu batu-batu kecil itu masuk ke kantong Daud, hingga tiba saatnya dia harus maju menghadapi Goliath. TUHAN yang dipercaya Daud itu menyertainya, memberikan ‘kekuatan’ kepada Daud, sehingga oleh ‘batu - batu’ itu, sang pahlawan Filistin itu roboh, dan mati”

“Tapi cara untuk mendapatkan ‘batu-batu’ itu sungguh tidak enak ya… dan tak mudah untuk dimengerti, dan bukankah kita harus tetap mempercayai TUHAN sepenuhnya meskipun telah memiliki batu-batu itu di kantong kita?” sahutku

“Ya, tetapi itu pelajaran yang berharga. Setiap kejadian di hidup kita tak ada yang terlewatkan di mataNya, tidak ada satupun di dunia ini yang tidak dirancangNya, begitu kan yang tertulis di Alkitab? Jadi, jika kau mengalami banyak hal yang tidak enak, yang tidak kau mengerti, anggaplah itu sebagai ‘batu-batu’ berharga yang dipersiapkan Tuhan untuk kau masukkan dalam kantongmu. Tetap percayailah Tuhan di saat-saat terburuk, tersulit dalam hidupmu,karena itu masih ‘batu-batu kecil’, yang suatu saat akan oleh anugerah dan kuasa TUHAN akan kau pakai untuk membunuh Goliathmu “

“Ya!” Hanya itu jawaban yang mampu kuberikan

****
Ahhhhh… dan cerita sederhana yang sama kubagikan kepada beberapa teman yang bertanya itu.

Melewati apapun yang bisa kulihat, kubayangkan, kuimpikan, kucita-citakan, Tuhan telah merencanakan sesuatu yang besar. Sesuatu yang tak bisa kulihat dengan mata jasmaniku, tetapi bisa kulihat dengan mata imanku. Saat ini aku hanya harus taat dan terus setia pada apapun yang telah DIA tetapkan untuk kulewati dan kumenangkan

Apapun itu… janji itu milikku sepenuhnya! Di suatu tempat… di suatu masa… KAU yang menjanjikannya … KAU juga yang akan menggenapinya bagiku…

“Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui. Karena iman ia diam di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing dan di situ ia tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub yang turut menjadi ahli waris janji yang satu itu. Sebab ia menanti-nantikan suatu kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Tuhan (Ibrani 11:8-10).

Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat, … tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Tuhan. Sebab barangsiapa berpaling kepada Tuhan, ia harus percaya bahwa Tuhan ada dan bahwa Tuhan memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia (Ibrani 11: 1, 6)


0 comments:

Post a Comment

Hi sahabat, tengkyu banget udah mau komentar... ayo semangat!!

Radio Worship

  © Blogger templates ProBlogger Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP