Aku bingung memberi judul tulisanku kali ini. Sempat aku beri judul When tomorrow never come seperti lagunya Ronan Keating berapa tahun yang lalu, lalu Final Destination kayak film horor itu, lalu thitttttttt.... kayak bunyi alat pantau jantung yang banyak tersedia di UGD, yang bunyinya ‘thitttttt..’ panjang untuk memberitahukan bahwa yang empunya jantung sudah mati!
Ketika Anggita 15 Oktober 2008 mengatakan, “Aku menyerah! Anugerah Tuhan mungkin memang bukan untukku, aku tidak lagi bisa mempercayai Tuhan dan gereja. Aku tidak akan memenuhi undangan kalian untuk seterusnya______________
............. BERAKHIR!!! Selamat tinggal teman......... aku tak tahu lagi sepekat apa kegelapan yang akan mendatangimu setelah ini
Aku belum se’emosional ini! Mungkin itu dikarenakan aku baru saja mengenalnya dan dia belum termasuk orang-orang yang menerima keselamatan dan berjalan dalam panggilan Tuhan.
Tetapi ketika satu orang sahabatku, mengundurkan diri dari panggilan Tuhan, ada emosi yang meledak hebat di hatiku!! Aku tahu persis kehidupan masa lalunya, diselamatkan tahun 2006 lalu, hidup luar biasa dengan Tuhan (meski banyak ujian) dari tahun itu sampai Juni 2008, namun menghentikan pertandingan imannya karena alasan ‘masa depan’. Aku dan banyak orang telah berusaha keras memperingatkannya dengan segala cara... tapi, @$#&*!?@!!!, hah!!! pengen rasanya kuteriakkan sejuta makianku padanya!!!
Oktober 2008, “Biarkan aku hancur... aku ingin meraih dunia dengan segala isinya. Aku ingin punya semua yang dimiliki orang-orang. Aku malu pada teman-temanku yang mengatakan aku ini miskin, dan tak punya apa-apa (padahal gajinya sangat tinggi untuk ukuran Semarang). Aku bosan dengan semua nasehatmu, Firman Tuhan, perintah Tuhan. Aku tidak lagi mau membaca Alkitab, malas ke gereja, biarkan aku hancur sekarang...
............. BERAKHIR!!! Aku melihatnya berjalan menjauh dan ketika ia menghilang dari pandangan, kusadari ada yang terasa sangat sakit, menusuk di kedalaman hatiku!!
Sejak itu, bayangan orang-orang terdekatku yang meninggalkan panggilan Tuhan, tak mau lepas dari anganku! Dan waktu aku buka catatan-catatanku yang telah lusuh tentang kehidupan mereka, aku hampir tak mampu berkata-kata
***
Adi, Februari 2002, “Mungkin setelah aku pulang KKN, kita bisa bicara lebih banyak lagi. Besok deh aku ke sini, kali ini aku hanya ingin melihatmu.
............. BERAKHIR!!! Dia tak pernah lagi muncul! Selamat tinggal saudaraku, 20 Februari 2002, hidupnya berakhir di jalanan dengan tubuh hancur termakan kerasnya aspal
Ucie, Februari 2004, “Aku terpaksa, aku harus menikah dengannya... ya... meskipun aku tahu itu bukan dari Tuhan karena kami berbeda, dan kamu melarangnya, tapi aku tak bisa, aku ‘kan bisa membawanya ke gereja. Aku tahu itu tidak benar karena Tuhan tidak pernah mengatakannya demikian, tetapi ..........
............. BERAKHIR!!! Selamat tinggal Sahabat.... 4 tahun kemudian, .....Juli 2008, pernikahannya berakhir dengan perceraian___________
3 Orang Keluarga Dedeh Tetangga Sebelah Rumah, September 2004, “Tuhan Yesus Kritus itu pengasih penyayang, tak mungkin ia murka terhadap kami karena kejahatan kami. Ya, memang kamu telah membukakan berkat dan kutuk yang bisa berlaku pada siapapun juga. Tapi kami rasa belum saatnya untuk kami bertobat mungkin lain kali....
............. BERAKHIR!!! Selamat tinggal teman.... satu bulan kemudian salah satu dari mereka sakit parah dan meninggal, satu minggu kemudian satu lagi terjatuh di kamar mandi dan meninggal, beberapa minggu berikutnya 1 orang lagi meninggal, sampai detik ini rumahnya kosong dan tak berpenghuni lagi
Wicak, Agustus 2005, “Hidupku tertekan, aku tak bisa lagi hidup sesuai Firman Tuhan, tuntutanNya terlalu berat buatku”
............. BERAKHIR!!!!!! Untuk ke tiga kalinya selama kami bersama, ini kecelakaan terburuk di hidupnya, yang selalu terjadi ketika ia mulai ‘bandel’ terhadap teguran Tuhan. Tubuhnya menghantam aspal dan kali ini ia mengalami patah tulang di beberapa tempat. Aku mendatanginya di sal Rumah Sakit Dr. Kariadi Semarang yang berisi kira-kira 8 orang pasien parah. Orang-orang penuh luka berdarah ada di dekat pintu masuk kamar itu, mengaduh dan berbau busuk. Tempat tidurnya berada paling ujung, berhadapan persis dengan korban ledakan kompor gas yang hancur sekujur kulit tubuhnya, dan memancarkan aroma gosong yang sangat memualkan. Seluruh tubuh Wicakterbungkus gips. Aku tahu dia sadar meski matanya terpejam, aku hanya sanggup berbisik pelan ke telinganya,... sampai kapan kau akan menghindar dan mengingkari perintahNya teman...? Jika kali ini kau bisa hidup... maka mungkin ini akan menjadi kesempatan terakhirmu di dunia ini. Air mata mengalir di wajahnya, namun setelah itu aku tak pernah bisa bertemu dengannya lagi, entah apa yang terjadi.
Dian, September 2005, “Aku tak bisa lagi bangkit dan mengikuti panggilan Tuhan. Terlalu berat, terlalu sulit untuk mentaati lagi FirmanNya. Aku dan suamiku memilih untuk meninggalkan panggilan ini. Aku mengasihimu, tapi kita tak bisa lagi berjalan di sini.
............. BERAKHIR!!! Kekecewaan pada Tuhan telah membuatnya meninggalkan panggilan luar biasa Tuhan dan menempuh kehidupan dunia. Mei 2007, aku mendengar anak yang dilahirkannya mati terbelit plasenta ketika dilahirkan, disusul kemudian beberapa bencana lainnya.
***
Ini nyata, bukan fiksi!! Hari esok benar-benar tak datang untuk mereka!! Entah beberapa orang lagi, catatannya mulai kabur di buku maupun memori ingatanku, dan kalau toh mau dituliskan semua, tidak muat dan tidak layak.
Ini bukan ‘masalah sederhana’ tentang orang yang keluar dari suatu gereja, persekutuan atau sejenisnya. Bukan!! Tetapi tentang orang-orang yang berjalan mundur dari panggilan Tuhan. Ini terjadi bukan kepada orang-orang yang tidak atau belum kukenal kehidupannya. Semua terjadi pada kehidupan beberapa orang terdekatku, sahabatku, orang-orang yang pernah kusayangi. Anugerah Tuhan tercurah dengan sangat hebat dan luar biasa kepada orang-orang yang hancur itu. Tapi... mereka memilih meninggalkan anugerah itu dengan sejuta alasan yang berbeda yang aku harap tak akan pernah bisa kumengerti, karena jika aku mengerti maka itu berarti aku sama juga dengan mereka.
Kehidupan di dalam Tuhan tidak hanya memperlihatkan hal yang mengagumkan tetapi juga fakta yang mengerikan bagiku. Aku lebih dari sekedar melihat Film Final Destination, yang hidupnya dikejar-kejar rancangan kematian dan bencana!! Aku menyaksikan kematian demi kematian, bencana demi bencana menimpa bekas sahabat-sahabatku, karena pengingkaran terhadap FirmanNya. Aku telah berusaha mengatakan kepada mereka tentang ‘murka’ yang menyala kepada setiap orang yang mengingkariNya.
Aku kembali mencarinya di Alkitab, mencari tahu ‘konsekwensi’ apa yang akan terjadi bagi orang-orang yang mengundurkan diri ini? Ibrani 3-6, jelas-jelas menuliskan peringatanNya!, Yeremia, Wahyu, ... ah!! Ternyata yang ditulisNya benar-benar terjadi di kehidupan nyata sekarang!
Marah? Jelas!!! Kesal? Pasti!! Geram? Ya!! Tapi jika mereka bisa mengundurkan diri dengan sejuta alasan, akupun bisa! Kini? Aku masih terus berjalan! Di panggilanNya yang mulia.. meski harganya? Segenap hati, impian, masa depan, cita-citaku!!! Aku masih terus berjalan dan akan terus berjalan sampai aku mengakhirinya sebagai pemenang.
Tiba-tiba Hpku berbunyi dan terdengar satu suara di seberang sana... sebentar ikut aku ya..., doa’in satu keluarga yang anak perempuannya tiba-tiba bengong. Bersamaan dengan itu 1 sms muncul di layarnya.... nanti sore aku jemput kamu di kantor terus kita ke rumah Nina salah satu teman baruku. ada masalah besar yang belum pernah kita temui selama ini menunggu di sana, aku nggak tahu bagaimana caranya, tapi mari kita terus percaya Tuhan lakukan perkara yang besar!! Dan.... aku tersadar ‘lagi’!!! Perjuanganku, kehidupanku, perjalananku, masih terus berlanjut sampai ... akhir
By, Iik 03 November 08
0 comments:
Post a Comment
Post a Comment
Hi sahabat, tengkyu banget udah mau komentar... ayo semangat!!